Kunjungan Arab Saudi, dengan 1.500 “pasukan”, Membantu PKS, FPI atau Berlibur ?


Kunjungan bersejarah Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz direncanakan pada awal Maret 2017 ini setelah 47 tahun lalu yakni pada tahun 1970 dengan membawa rombongan besar, kurang lebih mencapai 1.500 orang, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran. Dengan Agenda kenegaraan yang akan berlangsung dari tanggal 1 Maret hingga 3 Maret 2017, sisa hari akan diisi liburan di Bali hingga tangal 9 Maret 2017.

Kunjungan dengan rombongan besar ini membawa beberapa agenda kenegaraan dan beberapa project yang akan ditandatangani senilai kurang lebih sebesar 1 milyar dolar AS, dan beberapa investasi yang diharapkan bisa mencapai 25 miliar dolar AS. Dan beberapa agenda mengenai penanggulangan terorisme dan radikalisme, termasuk adanya pemberian santunan bagi anggota Densus 88 anti terror yang gugur dalam melaksanakan tugas.

Dengan membawa begitu banyaknya rombongan dan persentasi lamanya waktu berada di Indonesia yang lebih banyak dihabiskan waktunya untuk berlibur membuat pemasukan yang cukup besar dari keseluruhan biaya akomodasi yang berisi penginapan, biaya sewa mobil/kendaraan, menggunakan sebanyak 7 pesawat, makanan total tidak kurang dari 6,7 milyar. Sepertinya menjadi kebiasaan dimana setiap kunjungan kenegaraan dan liburan, Arab Saudi kerap kali membawa rombongan dalam jumlah besar, dimana saat Arab Saudi berkunjung dan berlibur ke Spanyol dengan membawa 3000 orang dan tidak kurang menghabiskan 60 juta dolar atau setara dengan 780 milyar

Kebiasaan untuk berlibur dalam pemerintahanya mungkin saja disebabkan dengan begitu keras dan banyaknya konflik yang ada di dataran Arab, sehingga memang membutuhkan waktu berlibur, untuk saat ini yang menjadi tujuannya adalah pulau Dewata, Bali. Bali adalah wilayah yang sangat religius dan kaya dengan daerah wisata, pemilihan Bali sangat lah tepat. Dengan rombongan yang terdiri dari 25 pangeran dan 10 menteri didalamnya menunggu untuk dapat menikmati keindahan alam dan budaya Bali, dengan tujuan berlibur tanpa mempersalahkan perbedaan agama dan isu yang akan menerpa rombongan tersebut….Arab kok liburan di Bali, banyak yang pake bikini loh….busananya kan ngga syar’i (berjilbab..dsb), mungkinkah FPI dan Rizieq akan mendemo rombongan tersebut…….bisa kualat mereka…

Ketika mereka (Arab Saudi) datang dengan jumlah yang begitu besar, mungkinkah terlanda isu bahwa mereka akan membantu pencoblosan kelak untuk memenangkan Anies-Sandi, dengan akan memperpanjang waktu kunjungan dengan alasan ketinggalan atau hilangnya passport atau alasan “konyol” lainnya, sehingga PKS sebagai salah satu partai pendukungnya (Anies-Sandi) akan memprotes hal ini dengan keras…ngga kok mereka bener kok.. dokumennya hilang dan lagi diproses di kepolisian…atau pembelaan lainnya.

Akankah rombongan tersebut dilanda isu “invasi” Arab ke Indonesia, seperti halnya para pekerja dari China yang datang ke Indonesia dengan semata hanya memanfaatkan pasar bebas dimana kebebasan untuk berdagang, bekerja dan bertransaksi antar Negara yang terikat perjanjian tersebut, lalu diisukan akan ikut mencoblos saat pilkada untuk memenangkan pasangan calon nomor 2 Ahok-Djarot…, jumlah 1500 orang itu mengalahkan jumlah tentara Amerika Serikat yang ada di Australia sebanyak 1.250 Marinir. akankah mereka dituduh untuk melakukan “invasi” dan membuat kerusuhan di Jakarta sebagai ancaman jika Ahok memenangkan Pilkada DKI sebagai tekanan kepada pemilih Ahok agar jangan coba-coba memenangkan Ahok seperti pada putaran pertama ….jika masih saja memenangkan maka akan dibuat “rusuh” dan mereka akan membantu demo FPI dan Rizieq….

Mungkinkah mereka (Arab Saudi) akan melakukan konfrensi pers gayanya “mantan” dengan mengatakan …kami sungguh prihatin…kami dituduh…dan mungkin saja disadap….kami hanya ingin berlibur….kami suntuk dari begitu banyaknya konflik dan perang yang melanda negeri kami…dengan lalu men twit…”Saya bertanya kepada Bapak Presiden dan Kapolri…apakah kami tidak boleh bersenang-senang dan berlibur di Bali…

Politik itu seni untuk mendapatkan dukungan dan suara pemilih untuk meraih kekuasaan, namun budaya dan etika perpolitikan itu penting untuk menjadi landasan kita berinteraksi dalam hal ini demokrasi….semua hal bisa saja dipolitisasi namun etika harus tetap dibangun dengan landasan moral dan semangat untuk mewariskan hal-hal baik untuk generasi yang akan datang tidak semata hanya mendapatkan kekuasaan (kursi Gubernur DKI)……

Salam NKRI, Kebhinekaan dan Pancasila…ok

sumber:seword.com

0 Response to "Kunjungan Arab Saudi, dengan 1.500 “pasukan”, Membantu PKS, FPI atau Berlibur ?"

Posting Komentar