Duh, Masjid Ini Pasang Spanduk Tolak Salatkan Jenazah Para Pemilih Ahok


Makin kesini situasi politik di ibukota semakin lama semakin mengkhawatirkan. Sebuah masjid di Gang BB, Kelurahan Karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, yaitu masjid Al Jihad malah nekat memasang spanduk menolak salatkan para pendukung dan pembela penista agama (Baca: Ahok).

Menurut pihak pengurus masjid Al Jihad, spanduk itu dipasang untuk mengingatkan umat Muslim agar mereka kembali kepada ajaran islam yang benar, haram hukumnya mendukung penista agama.

Tujuan mereka memasang spanduk berisi kalimat provokatif itu, yaitu, menurut pemahaman mereka, dalam Al Quran ayat 84 surat At-Taubah, Allah SWT mengatakan janganlah kamu menyolatkan orang-orang munafik selamanya, karena sesungguhnya mereka kafir kepada Allah SWT.

Jika berita ini benar, betapa menyedihkan kondisi bangsa ini dimana politisasi agama yang semakin menjadi-jadi dan semakin kebablasan. Benar kata Presiden Jokowi, demokrasi saat ini adalah demokrasi yang kebablasan yang berpotensi menimbulkan perpecahan bangsa.


Yang parahnya lagi, pentolan FPI, Novel Chaidir Hasan Bamukmin, justru tambah ngomporin dan memprovokasi bahwa keputusan pengurus masjid Al Jihad itu adalah bagian dari hukum syariat Islam.

Menurut Novel larangan menshalatkan orang-orang yang mendukung Ahok yang menista agama adalah mutlak haramnya dalam konteks kenegaraan di daerah mayoritas Islam.

Bahkan, Novel juga berencana akan mencetak selebaran sebanyak-banyaknya dan menyebarkannya ke masjid-masjid dan musala di seluruh Jakarta.

“Saya bikin selebaran. Imbauan bahwa sanksi daripada memilih pemimpin kafir itu haram hukumnya. Dan sanksinya berat, tidak boleh disalatkan jenazahnya. Ini soal aqidah,” kata dia.

Jika ada ketentuan pemerintah bahwa negara melarang memakamkan jenazah orang-orang yang mengingkari NKRI di tanah Indonesia, kira-kira apa tanggapan Novel? Ada-ada saja, orang yang sudah meninggalpun dipolitisasi.

Dan juga bagaimana mereka bisa tahu jemaah di masjid itu apakah ada yang memilih Ahok atau bukan? Bukankah masing-masing orang yang coblos dibalik bilik pencoblosan tanpa seorang pun tahu? Kecuali kalau disetiap TPS dipasang CCTV dibelakang kotak coblos, mungkin iya kali ya karena mereka bisa tahu siapa-siapa saja warga yang mencoblos Ahok.

Namun intinya bukan masalah mengetahui atau tidak siapa-siapa saja pemilih Ahok, konteksnya lebih dari itu. Apa hubungannya menshalatkan jenazah para pemilih Ahok dan kewajiban dalam agama Islam untuk menshalatkan jenazah?


Selanjutnya, kriteria orang munafik seperti apakah yang dilarang disholatkan menurut ajaran Alquran? Kalau hanya berdasarkan tafsiran yang belum tentu dapat dijamin kebenarannya, sebaiknya jangan memanasi suasana dengan hal-hal yang aneh-aneh dan tidak masuk akal. Kerusakan yang ditimbulkan akan sangat besar kalau main api mencampur-adukan konstelasi politik dengan ranah agama.

Yang jelas tidak ada hubungannya Pilkada DKI dengan menolak menyolatkan orang-orang muslim yang memilih Ahok sebagai Gubernur yang berprestasi tinggi untuk memajukan Jakarta. Menurut saya, semua agama justru mengamjurkan memilih pemimpin yang jujur yang memikirkan kemaslahatan umat.

Suka atau tidak suka, Ahok adalah sosok yang fenomenal. Di tengah gempuran persiapan pilkada Jakarta putaran kedua, Ahok tetap tegar. Sekalipun jiwanya lelah, lelah meladeni para munafiqun yang menghalalkan segala cara demi kekuasaan dengan jualan agama.

Spanduk itu jelas-jelas telah melecehkan Pancasilan yang menjumjung tinggi sila Ketuhanan Yang Maha Esa. NKRI bukan Negara Islam Indonesia, melainkan negara Pancasila yang mengamalkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan keadilan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia tanpa melihat apa sukunya, apa rasnya, dan apa agamanya.

Begini jadinya kalau persoalan politik dalam Pilkada DKI 2017 ini dicampuradukan dengan ranah agama. Tujuan besarnya sudah jelas, ujung-ujungnya untuk memenangkan paslon tertentu. Isu penistaan agama yang dituduhkan ke Ahok saat ini telah menjadi jualan yang paling laris untuk membius alam bawah sadar umat Islam di ibukota negara.

Jujur saja bangsa kita saat ini berhadapan dengan kondisi yang berpotensi cukup mengkhawatirkan. Perpecahan bangsa sudah diambang mata. Padahal, persoalan stabilitas politik adalah concern kita bersama yang menjunjung tinggi keberagaman.

Jadi ingat ucapan Ahok, jangan karena bernafsu ingin jadi Gubernur DKI, maka segala macam cara pembodohan publik pun dihalalkan. Mau jadi apa negeri ini kalau jenazah pemilih Ahok pun ditolak dishalatkan? Ayam pun geleng-geleng kepala.

Kura-kura begitu.

Sumber:seword.com

0 Response to "Duh, Masjid Ini Pasang Spanduk Tolak Salatkan Jenazah Para Pemilih Ahok"

Posting Komentar